Selasa, 11 Februari 2014

ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI)



A. Sejarah AI
·         Kalkulator
Kalkulator adalah bentuk tertua komputer, yang pada dasarnya adalah alat hitung. Bentuk awalnya adalah “abacus”, yang digunakan di China pada abad ke-6 sebelum masehi. Orang mesir menemukan mesin hitung yang menggunakan kelereng beberapa saat sebelum Herodotus (sekitar 450 tahun sebelum masehi). Sekitar tahun 1633 seorang astronom Jerman yang tidak terlalu dikenal, Wilhem Schickard, menemukan kalkulator digital otomatis yang diabadikan lewat perangko tahun 1973. Mesin buatan Blaise Pascal, seorang filsuf asal Perancis, hanya mampu menambah dan mengurangi, tetapi telah mengundang banyak perhatian. Sekitar tahun 1670-an, Gottfried Leibniz, mengenalkan mesin yang bisa mengalikan dan membagi.
·         Komputer
Komputer ditemukan oleh Charles Babbage ditemani oleh Lady Ada Lovelace yang menemukan mesin yang berbeda. Asal mula komputer modern bisa dilacak di tahun 1940-an, ketika komputer tabung vakum (UNIVAC) serta ENIAC ditemukan untuk mempercepat perhitungan matematika yang panjang dan menjemukan yang biasa digunakan pihak militer.

Sejak konfrensi Darmouth, AI berkembang sangat pesat. AI dalam beraneka bentuknya, saat ini telah menyentuk kehidupan sehari-hari setiap manusia, serta dimanfaatkan dalam beraneka penelitian penting yang dilakukan ribuan ilmuan.

B. AI dan Kognisi Manusia (Mesin berfikir)
·         Otak sebagai mesin berfikir
Yang disebut otak, adalah bahwa mesin ini berbeda secara fundamental dibandingkan dengan komputer Von Neumman yang sekarang biasa digunakan. Mungkin AI akan berperan lebih jauh jika komputer lebih menyerupai otak.
Beberapa program komputer bekerja lebih efektif daripada pikiran manusia, dan kebanyakan sangat pintar menirukan hal-hal nyata meski masih sedikit janggal. Komputer mampu memecahkan beberapa masalah, seperti soal matematika yang lebih mendetail, lebih cepat dan lebih akurat daripada manusia. Beberapa tugas seperti menggeneralisasikan dan mempelajari pola aktivitas yang baru, dilakukan dengan baik oleh manusia ketimbang komputer.
Sistem jaringan neuron, model-model PDP, dan hubungannya telah menggoda ilmuwan untuk menemukan prinsip komputerisasi yang memerintah jaringan neuron pada sistem saraf manusia. Unit mewakili meuron, tetapi mengikuti tingkah laku neuron, yaitu bahwa unit bisa dipasangkan dengan unit lain. Sebuah konsep penting juga telah diajukan mengenai jaringan neuron yang juga masih dipelajari, yaitu melalui sistem seperti sinapsis yang menghubugkan unit-unit, yang dapat berubah seiring dengan pengalaman.

C. AI dan Sistem Pakar
·         ELIZA
Salah satu program komputer pertama yangmampu berkomunikasi, ELIZA, ditulis oleh Joseph Weizenbaum (1966). Beberapa revisi atas ELIZA telah dibuat dari konsep aslinya. Pada satu program yang spesifik, bernama DOCTOR, ELIZA mengambil peran seperti seorang psikiater. Respons dari komputer cenderung stereotipe, misalnya diprogram untuk merespon beberapa kuncikalimat dengan respons yang hanyalah merupakan transformasi dari kalimata slinya. Seperti ketika “pasien” mengatakan kata “I’m”, ELIZA merespons denfan gaya tutur seperti “Aku turut bersedih mendengar kamu.......”. Jika tidakada kata kunci yang ditemukan, komputer akan menjawab dengan ciri-cirinya yang tanpa isi, atau pada beberapa kasus, berakhir menjadi transformasi yang lebih awal. Kapasitas manusia dalam hal pengetahuan, perasaan, kecenderungan, dinamika kelompok, dan seterusnya, terbentuk menjadiapa yang mau tidak mau kita sebut pengertian. ELIZA kekurangan hal tersebut.
·         Parry
Percakapan seperti apakah yang mungkin dihasilkan jika perannya dibalik- yaitu jika seorang psikiater berbicara pada pasiem simulasi komputer? Colby, Hilf, Webber dan Kraemer (1972) mensimulasikan seorang pasien, dan menyebut program ini PARRY, karena ia mensimulasikan seorang pasien paranoid. Mereka memilih seorang paranoid sebagai subjek karena beberapa teori menyebutkan bahwa proses dan sistem paranoia memang ada, perbedaan respons psikotis dan respons normalnya cukup hebat, dan mereka bisa menggunakan penilaian dari seorang ahli untuk mengecek keakuratan dari kemampuan pemisahan antara respons simulasi komputer dan respons manusia. Meskipun Colby dan rekan-rekannya berhasil memprogram komputer yang mampu merespons serupa dengan respons seorang pasien paranoid, tetapi program ini masih jauh dari konsep model pemahaman lengkap dan produksi bahasa.
·         NETtalk
Program ini jenisnya cukup berbeda, berdasarkan pada jaring-jaring neuron sehingga dinamakan NETtalk. Program ini dikembangkan oleh Sejnowski di sekolah
Medis Harvard dan Rosenberg di Universitas Princeton. Dalam program ini, NETtalk membaca tulisan dan mengucapkannya keras-keras. Model simulasi jaring neuron terdiri atas beberapa ratus unit (neuron) dan ribuan koneiksi. NETtalk ‘membaca keras-keras’ dengan cara mengkonversi tulisan menjadi fonem-fonem, unit dasar dari suara sebuah bahasa. Sistem ini, seperti seistem-sistem lain, memiliki tiga lapisan, lapisan input, dimana setiap unit merespons sebuah tulisan; lapisan output, dimana unit menampilkan ke 55 fonem dalam bahasa inggris; dan sebuah lapisan tersembunyi, di mana setiap unit ditambahkan koneksinya pada setiap unit input maupun output.

D. Penggunaan AI sebagai Expert System yang Dapat Digunakan Untuk Mendukung System Pengambilan Keputusan (diagnosa).
Pada jurnal berjudul ‘Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Untuk Jenis Gangguan Perkembangan Pada Anak’ menunjukkan bahwa AI memiliki kontribusi dalam melakukan suatu diagnosa, dari jurnal tersebut, dapat disimpulkan bahwa : Aplikasi sistem pakar yang dibuat mampu menganalisis jenis gangguan perkembangan yang dialamai pasien berdasarkan gejala-gejala yang dimasukkan oleh user. Aplikasi mampu menyimpan representasi pengetahuan pakar berdasarkan nilai kebenaran MB dan nilai ketidakbenaran MD. Aplikasi sistem pakar tersebut sudah dapat menjelaskan definisi jenis gangguan perkembangan, penyebab, dan pengobatannya. Kekurangan dari aplikasi tersebut adalah belum adanya pengelompokan gejalagejala sejenis yang hanya boleh dipilih satu dari kelompok gejala tersebut. Akibatnya, jika user kurang teliti dalam memilih gejala, maka sistem akan memberikan kesimpulan yang kurang benar.




Sumber :
Rohman, F.F & Fauzijah, A. (2008). Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Untuk Jenis Gangguan Perkembangan Pada Anak. Media Informatika, Vol. 6, No. 1, Juni 2008, 1-23 ISSN: 0854-4743

Solso, R. L., Maclin, O. H., & Maclin, M. K. (2008). Psikologi kognitif edisi kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga.