Senin, 21 Februari 2011

Hubungan Matematika dengan Psikologi

Matematika?
Sebenarnya matematika bukan sebuah ilmu yang asing lagi bagi kita semua, dari awal kita masuk dunia pendidikan bahkan mungkin sebelum masuk pun kita sudah mengenal matematika. Sebagai contoh saat kita masih kanak-kanak pasti kita sudah diajarkan oleh ayah/ibu berapa banyak bola atau apapun yang biasa dijadikan untuk mengajarkan berhitung terhadap anak-anak. Sadar atau tidaknya matematika sendiri berperan cukup atau sangat penting dalam bidang ilmu pengetahuan bahkan kehidupan kita sehari-hari.
Pengertian matematika menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan.

Logika adalah suatu cabang ilmu yang mengkaji penurunan-penurunan kesimpulan yang valid dan tidak valid. Proses yang terjadi saat menarik kesimpulan dari permyataan-pernyataan yang ada biasa kita sebut dengan penalaran. Satu contoh pada teori Konjungsi, konjungsi adalah suatu pernyataan majemuk yang menggunakan perakit “dan”. Suatu konjungsi akan bernilai benar jika komponen-komponen (keduanya) bernilai benar, sedangkan nilai kebenaran selain itu akan bernilai salah.

P Q P ^ Q
B B B
B S S
S B S
S S S

Contoh jika ada pada pernyataan “Tita makan nasi dan minum jus” dan menurut pernyataan tersebut hal yang benar bahwa Tita memang benar makan nasi dan ia juga minum jus.

Lalu sekarang,apa hubungannya dengan psikologi?
Psikologi sendiri ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia, sedangkan perilaku manusia juga dilihat dari pola fikir si manusia itu sendiri. Maka dari itulah matematika bisa berhubungan dengan psikologi, salah satu cabang ilmu matematika yaitu Logika bisa dijadikan contoh.

Ambil satu contoh pada tes masuk Perguruan Tinggi, para calon mahasiswa biasanya harus mengikuti tes terlebih dahulu, yaiu sebuah tes tulis dengan materi matematika (biasanya materi Logika dan berhitung). Secara tidak langsung kita akan diukur kemampuan seberapa jauh pola berfikir cepat dan cara kita menyelesaikan masalah. Menghitung hasil dari Tes IQ juga bisa menggunakan teori statistika untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pola fikir dengan cara menghitung distribusi frekuensi kelompok dengan ukuran tendensi sentral dan letak nilai (Mean, Modus, Median, kuartil dll) dan yang patut kita tahu bahwa matematika membentuk pola berpikir kritis, kreatif, inovatis, dan mandiri serta mampu menyelesaikan masalah secara tepat dan dapat pertanggungjawabkan.

Referensi :
http://hidayat07.wordpress.com/2009/05/18/matematika-dalam-kehidupan-nyata/
http://p4tkmatematika.org/downloads/sma/logika.pdf